Kamis, 24 Desember 2009




Read More..

Daerah Wisata Pegunungan Colo Kudus

Obyek Wisata Colo Kudus terletak sekitar 18 Km ke arah utara dari pusat kota Kudus, tepatnya di kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo Kecamatan Dawe Kudus. Ciri khas Pegunungan Muria, dengan ketinggian ± 1.602 m dpl (di atas permukaan air laut): merupakan kawasan dataran tinggi yang terdiri dari beberapa perbukitan atau pegunungan, antara lain : - Pegunungan Argo Jembangan - Pegunungan Argo Piloso - Pegunungan Rahtawu - Perbukitan Pasar - Perbukitan RinggitDi Obyek Wisata Colo, pengunjung/wisatawan dapat menikmati panorama alam pegunungan yang indah mempesona dengan udara yang bersih dan sejuk, sehingga selain sebagai lokasi rekreasi dan tempat tujuan berziarah ke Sunan Muria, Colo juga sering dimanfaatkan sebagai lokasi penyuluhan, pembinaan, konvensi, diklat(pendidikan dan pelatihan); rapat-rapat (raker, rakor, dll) yang termasuk kegiatan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang diadakan di Convention Hall Pesanggrahan Colo.Di kawasan Obyek Wisata Colo terdapat beberapa tempat wisata yang menarik, yaitu : - Air Terjun Monthel Air terjun dengan ketinggian ± 25 meter ini, dari Pesanggrahan Colo atau dari Masjid dan Makam Sunan Muria, dapat dicapai dengan berjalan kaki selama ± 30 menit menyusuri jalan setapak di tengah-tengah kebun kopi sambil menikmati udara yang segar dan sejuk serta panorama alam pegunungan yang asri dan indah, juga sambil menikmati alunan irama musik alam dari bunyi gemericik air terjun yang jatuh di bebatuan yang diselingi bunyi-bunyian satwa liar khas pegunungan dan kicauan burung-burung. Di air terjun Monthel, pengunjung dapat mandi atau bermainmain air menikmati sejuk dan segarnya air G. Muria. - Makam Sunan Muria Makam Sunan Muria (Syeh R. Umar Sa’id, salah satu dari Wali Songo / Wali Sembilan)menyatu dengan Masjid Sunan Muria terletak di salah satu puncak G. Muria. Makam Sunan Muria dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati ± 700 trap/tangga/undak-undakan dari pintu gerbang di dekat lokasi parkir mobil/bus; atau dapat juga dicapai dengan naik sepeda motor ojek. Makam Sunan Muria menjadi salah satu tujuan Wisata Ziarah. Makam ini sangat ramai dikunjungi peziarah yang berasal dari berbagai daerah, terutama pada saat Upacara "Buka Luwur" yang diselenggarakan setiap tanggal 6 Muharrom/Syuro. Dalam Upacara Buka Luwur ini, para peziarah. berusaha mendapatkan “Luwur” (bekas kain penutup makam) yang konon dipercaya dapat membawa keberuntungan. - Wisata Alam “Rejenu” Kawasan Wisata Alam / Eko Wisata (Ecotourism) “Rejenu”, dengan ketinggian ± 1.150 m dpl., terletak di Pegunungan Argo Jembangan G. Muria, berjarak ± 3 Km dari Pesanggrahan Colo. Di kawasan Eko Wisata “Rejenu”, pengunjung/wisatawan dapat menyaksikan dan mengamati keanekaragaman hayati yang tumbuh alami, yakni berbagai jenis tumbuhan pegunungan. Selain itu, dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak, pengunjung juga dapat menikmati panorama alam pegunungan yang menghijau segar karena dedaunan perkebunan kopi, lebatnya tanaman pakis Muria, dan palem pegunungan. Merdunya suara kicauan burung-burung dan bunyi-bunyian berbagai jenis satwa khas pegunungan akan menambah daya pikat bagi pengunjung. Di samping menikmati panorama alam pegunungan, pengunjung di kawasan Eko Wisata “Rejenu” juga dapat berkunjung ke obyek wisata lain yang berada di kawasan ini, antara lain : - Makam Syeh Sadzali Menurut masyarakat setempat, Syeh Sadzali adalah murid / santri Sunan Muria yang sangat setia mendampingi dan membantu Sunan Muria dalam menyebarluaskan agama Islam. Oleh karena itu nama harum Syeh Syadzali senantiasa dihormati oleh masyarakat dan makamnya tidak pernah sepi dari para peziarah. - Sumber Air Tiga Rasa Di kawasan wisata "Rejenu" terdapat mata air / sumber air yang memiliki 3 rasa. Masyarakat setempat percaya bahwa ketiga jenis rasa air ini mempunyai khasiat yang berbeda jika diminum. - Sumber Air Pertama : mempunyai rasa tawar-tawar masam (Jawa : anyep-anyep asem/kecut) yang bekhasiat dapat mengobati berbagai penyakit. - Sumber Air Kedua : mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti "Sprite" yang bekhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. - Sumber Air Ketiga : mempunyai rasa mirip minuman keras "tuak / arak" yang bekhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya. Ketiga jenis air tersebut jika dicampur menjadi satu, rasanya menjadi air tawar. - Air Terjun Gonggomino Di kawasan wisata "Rejenu" terdapat Air Terjun "Gonggomino" yang merupakan air terjun kedua selain Air Terjun "Monthel". Air Terjun Gonggomino dapat dicapai dengan menyusuri sebuah sungai yang terdapat di kawasan Rejenu.· Bumi Perkemahan dan Wana Wisata "Kajar" Obyek wisata ini terletak di kawasan hutan pinus, berjarak ± 3 Km ke arah selatan dari Obyek Wisata Colo, tepatnya di Desa Kajar Kecamatan Dawe Kudus. Dengan ketinggian ± 600 m dpl, kawasan Kajar merupakan lokasi yang tepat untuk kegiatan camping and hiking (perkemahan dan jelajah medan / lintas alam); baik bagi pelajar, pramuka, maupun remaja pada umumnya. Fasilitas Di kawasan wisata Colo tersedia berbagai fasilitas, yaitu : Pesanggrahan Colo (sebagai tempat peristirahatan, penginapan, dan ruang berbagai jenis pertemuan / convention hall); lahan parkir mobil dan bus, musholla, warung makan, kios cindera mata dan makanan khas Colo, dan MCK yang dikelola masyarakat setempat. Di kawasan wisata Colo, para pengunjung dapat menikmati makanan khas Colo, yaitu Nasi Pecel Pakis / Ayam Bakar dan buah Parijoto. Sedangkan cinderamata khas Colo adalah Tongkat Colo dan Kayu pengusir tikus.

Read More..

Museum Kretek Kudus

LELAKI tua berjas, blangkon, dan kain bermotif bunga-bunga itu tampak anggun. Kacamata yang dia kenakan kian menegaskan kewibawaan.
Siapa gerangan lelaki tua itu? Figur itu adalah Ki Nitisemito. Dialah pengusaha rokok kretek Bal Tiga yang legendaris pada masa Indonesia masih bawah daulat kekuasaan kolonial Belanda. Dan lukisan sang legenda itu adalah satu di antara 11 lukisan tokoh pengusaha rokok kretek di kota Kudus.
Lukisan-lukisan itu terpampang di sebuah bidang dinding utama gedung Museum Kretek yang diresmikan Menteri Dalam Negeri (pada waktu itu) Soepardjo Roestam pada 3 Oktober 1986. Tokoh lain dalam lukisan-lukisan tersebut adalah M Atmowidjojo (pengusaha rokok Goenoeng Kedoe), HM Ma’ruf (Djambu Bol), serta HM Muslich dan H Ali Asikin.
Ya, Museum Kretek sebenarnya bukan sekadar file penyimpan sejarah perkretekan di Kudus. Lebih dari itu, ia bisa menjadi ajang penelitian ilmiah dan pengembangan keilmuan.
Yang paling mengesankan, di museum itu banyak barang bernilai seni tinggi. Foto, lukisan, patung, dan miniatur yang menggambarkan proses pembuatan rokok kretek adalah aset berharga yang sangat mengesankan.
Museum itu menjadi semacam “galeri” yang terlupakan. Lihatlah, berbagai barang itu di dalamnya kurang terpelihara. Debu tebal dan kotoran lain menghiasi barang-barang itu.
“Ya, perhatian pemerintah terhadap museum memang sangat kurang. Karena itulah barang-barang ini kurang terawat,” ujar Baginda Abu Fahru Malay, petugas museum.
Lelaki kelahiran Kudus, 17 Maret 1954, itu menuturkan museum tersebut seharusnya menjadi kebanggaan dan mendapat perhatian. Karena, dulu, agar bisa disebut kota kretek, Kudus harus berebut dengan kota-kota di Jawa Timur untuk dipilih sebagai tempat pembangunan Museum Kretek. Namun, kini, museum yang merupakan miniatur jagat perkretekan itu kurang terawat.
Suami Sri Wahyuni (40) itu berharap pemerintah memperhatikan museum bernilai seni tinggi itu. “Di sini kan tak cuma ada museum. Di depan itu juga ada rumah adat Kudus yang membutuhkan perhatian,” ujarnya. (Rosidi-53)
Suara Merdeka
31 Oktober 2006

Read More..

Masjid Menara Kudus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Masjid Kudus

Mesjid Menara Kudus (disebut juga sebagai mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama dan terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.

Read More..